Jumat, 12 Februari 2016

Hidroponik sistem wick



Saya mulai hobi bertanam sejak saya mulai bertugas mengajar di salah satu desa yang berada di kabupaten Tana Tidung, tepatnya di Desa Kujau pada tahun 2014 lalu.Saat pertama kali bertanam secara konvensional, tanaman yang saya tanam di lahan tanah selalu tidak bisa tumbuh. Bukan karena tingkat kesuburan tanah, namun karena hama pengganggu seperti belalang dan yang paling "mematikan"seperti bekicot (hehehe...). Pada umur 3 minggu, batang tnaman pasti patah. Bosan dengan situasi seperti itu, akhirnya saya cari - cari akal agar dapat bertanam dan dapat menikmati hasilnya.setelah mencari solusi, akhirnya ketemu juga cara bertanam yang menurut saya sangat bagus. Hidroponik adalah cara bertanam yang menggunakan media tanam selain tanah dan menggunakan nutrisi cair yang langsung mengenai akar. Saya menggunakan nutrisi pupuk cair AB Mix. Penggunaan nutrisi ini sangat mudah dan sudah sesuai dosis pada umur tanaman. Sangat praktis deh pokoknya.
 ragam cara berhidroponik juga beragam. Ada siatem Fertigasi, vertikultur, drip irigation, wick dan masih banyak lagi. Menggunakan sistem wick yaitu dengan memanfaatkan barang bekas seperti botol mineral, bekas wadah makanan, atau gelas air mineral. Sistem wick ini yang paling mudah dan murah dikalangan hidroponik. Saya menggunakan hidroponik sistem wick, selain mudah dan murah tapi juga karena listrik di tempat saya kurang support hehehe...sering mati. Hasil hidroponik wick ini pun hasilnya tumbuh tanaman cukup bagusdan cepat besar. Senang deh lihatnya. Hama pun tidak terlihat lagi. Bye - bye bekicot dan kawan - kawan....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar